Refleksi Sebuah Pengakuan Kiprah Pelkesi

Jakarta – Pada hari Jumat lalu, 3 Desember 2010, saya menghadiri Peringatan Hari Kesehatan Nasional dan Hari AIDS se-dunia di Istana Wakil Presiden. Undangan acara ini dilayangkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas).

Saya menghadiri acara ini mewakili Pelkesi (Persekutuan Pelayanan Kristen Untuk Kesehatan di Indonesia). Undangan ini pasti didistribusikan atau disampaikan Kemenkes karena Pelkesi memiliki domain mandat di bidang kesehatan masyarakat.

Dalam setiap even pada umumnya Pelkesi diundang. Ini adalah pengakuan atas jaringan dan kinerja Pelkesi selama ini. Dan sebaliknya Kemenkes menghadiri undangan even yang diselenggarakan Pelkesi. Baru-baru ini, Pelkesi menandatangani Memorandum of Understanding (MOU)bersama Menteri Kesehatan di bidang Promosi Kesehatan. MOU ini ditindak-lanjuti dengan action plan, efektif pada tahun 2011.

Saya tidak kaget undangan ini, tetapi sedikit istimewa karena diselenggarakan di Istana Wapres. Kedua even dilaksanakan di Kantor Wapres menunjukan komitmen pemerintah untuk pengembangan kesehatan nasional dan penanggulangan AIDS di Indonesia.

Aku tidak pernah hadir disana, walau pernah melewati kantor tersebut. Dalam bayanganku, tempat acara akan melewati jalan 3 in 1, yang tentunya tidak bisa saya lalui karena menggunakan mobil kantor (pribadi). Dalam perjalanan dengan waktu yang sudah mendekat (30 menit sebelum acara dimulai pada pukul 09.30), aku sudah mulai ragu apakah tiba tepat waktu, apalagi belum tahu persis lokasinya.

Aku tetap saja jalan, dengan prinsip bila tidak memungkinkan, karena security dan ketidak-tepatan waktu, akan kembali ke kantor. Dan untuk menghindari 3 in 1, mobil saya parkir di Stasiun Gambir. Darisitu saya baru tahu, bahwa Istana Wapres, Jln Medan Merdeka Selatan adalah sebelah stasiun dan tidak masuk dalam zona 3 in 1. Tetapi sudah terlanjur naik taxi.

Pertualangan belum selesai. Alamat yang dituju, memang betul begitu, tetapi pintu gerbang hanya diperuntukan untuk tamu VIP (dan menteri). Disarankan Provost lewat belakang. Lagi-lagi harus naik taxi menuju pintu belakang. Pintu dimaksud adalah di Kebon Sirih, yang saya lewati pada waktu ke Stasiun Gambir.

Sampai di dalam, tidak seperti yang saya bayangkan, 3 menit sebelum acara dimulai dan security tidak begitu ketat, Aku percaya diri memasuki acara. Tidak lama demikian, protokol mengumunkan bahwa Wapres Budiono dengan segenap Menteri Kabinet memasuki tempat upacara.

Pada acara silaturahmi, setelah upacara resmi, bersalaman dengan Wapres dan kabinet. Salah satu kabinet itu adalah Menteri PAN, saya memperkenalkan diri dari Pelkesi dan langsung dijawab “Tuhan berkati” (***)

  1. No trackbacks yet.

Leave a comment